Langsung ke konten utama

Jenis-Jenis Kalimat pada Tata Bahasa Arab


       Dalam tata bahasa arab (ilmu nahwu /نحو), kalimat atau kata (لفظ) memiliki istilah-istilah tersendiri. Pada bagian ini akan dipaparkan “sekelumit” tentang istilah-istilah tersebut. Antara lain:
1. Isim (اسم), atau kata benda yaitu setiap kata yang menunjukkan nama segala sesuatu serta tidak disertai keadaan waktu tertentu. Contohnya adalah kata زَيْدٌ، بَقَرٌ، مَدِيْنَةٌ .
2. Fi’il (فعل), atau kata kerja yaitu setiap kata yang menunjukkan makna pekerjaan yang bersamaan dengan waktu tertentu. Apabila waktu tersebut telah berlalu maka disebut dengan fi’il madi (فعل ماض ). Jika kalimat tesebut bersamaan dengan waktu yang sedang berlangsung atau akan berlangsung disebut dengan fi’il mudhori’ (فعل مضارع). Ketika menunjukkan makna perintah dan berzaman waktu yang akan datang disebut fi’il ‘amr (فعل امر).
3. Huruf حرف) ) atau awalan yaitu kata yang dapat bermakna jika digabung dengan kalimat lain. Pada konteks kalimat ini ada unsur lain yang secara rinci dijelaskan dalam kitab Al Jurumiyah yaitu huruf-huruf itu memang memiliki makna contoh: هَلْ (apakah), فِي (didalam),  لَمْ(tidak/belum).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ada

selamat siang hujan belajar darimu adalah tambahan mengajarkan arti kesiapan terjatuh dalam buih-buih kecil lalu bersatu di sana menghancurkan beribu karang mengkaramkan beribu kapal lalu kembali lagi ke atas belajar darimu dalam keihlasan harus terjatuh..terja tuh...terjatuh lalu disambut euforia anak2 kecil belajar darimu adalah pelajaran sebab aku belajar dari simponi yg kau buat sebab aku belajar tentang arti kebersamaan sebab aku belajar sebuah kerelaan jatuh sakit ditinggalkan lalu brsatu kembali

Ayo Mondok! : Ikhtiar membangun akhlak mulia

Umat Islam pastilah sudah mengetahui, tujuan atau alasan utama Nabi Muhammmad diutus di dunia ini. Sang uswatun hasanah   memiliki visi yaitu sebagai penyempuna akhlak manusia. Sebagaimana tersebut dalam hadisnya, sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia . Tentu bukan hal mudah untuk mencapai visi tersebut. Sehingga Allah SWT memilih utusan yang benar-benar sudah teruji akan akhlaknya. Allah berfirman “Dan engkaulah (Muhammad) benar-benar akhlak yang agung (Q.S Al Qalam : 4). Berbeda dengan rasul-rasul terdahulu, lingkup visi dari Nabi Muhammad bukan bangsa Arab saja. Karenanya, visi itu masih berlaku hingga sekarang dan mencakup semua bangsa. Kita ketahui, modal yang akan berguna dimana-mana adalah akhlak yang baik.             Ulama sebagai warasatul anbiya’ adalah penggerak estafet dari visi yang diemban oleh Nabi Muhammad. Di Indonesia misalnya, ulama dan kyai nusantara berikhtiar untuk mewuju...

Lupa Muka

lilin-lilin kecil berkumpul di selimut hitam mengumbar serapah kecil menadah kasih maha karim melepas kain-kain parasit mengunci penjarah, pengacau ijabah.. Ya Karim... kami malu menuntut janji padahal kami masih enggan mengabdi kami malu ulurkan muka sebab kami pembuat murka kami malu terus memaksa sebab kami pecandu dunia berperan tuli saat ajakan-Mu kmbali brgeming sesederhana angin berbalik arah tanpa rasa bersalah tanpa sesal yg mengawal lalu menghamba kembali bila akal terasa bebal menyanjung2 serapah mulia brcerita mulus barisan pinta brnarasi hebat sehalus kain kasa mengadu sesal mengadu kesal tanpa beban sebab dosa ‪