Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Belajar Nahwu : I'rob

I’rob ( الآعرب ) adalah berubahnya tanda baca pada akhir kalimat/kata bahasa arab yang disebabkan karena berbagai macam ‘amil yang masuk pada kalimat tersebut. Dalam kaidah nahwu, i’rob dibagi menjadi 4. Keempat i’rob itu dapat kita analogikan sebagai berbagai macam ekspresi yang   akan muncul ketika dalam kondisi tertentu. Marah, sedih, senang, ataupun terkejut akan memberi respon yang bermacam-macam tergantung pada apa penyebab keluarnya ekspresi tersebut. Misal ekspresi senang, akan memberi tanda dengan tersenyum, ramah, mata berbinar-binar, atau dengan tertawa. Namun, dari berbagai ekspresi tadi pasti ada ekspresi yang paling pokok. Contohnya senang dengan tersenyum, sedih dengan menangis, marah dengan mengepalkan tangan dan terkejut dengan meneriakkan sesuatu. Begitupun dengan keempat i’rob tadi yaitu rafa’   (رفع) dengan dhomah ( ُ ), nasab (نصب)   dengan fathah ( َ ), jer (جر) dengan kasroh ( ِ ) dan jazem (جزم) dengan sukun ( ْ ).     Selain t...

Metamorfosa

Selalu saja ada... Menjadi detik baru di tiap nafas Kisah sendu dalam ingatan lama Terkias... Baik kau dan kau, Saling acuh dalam satu tatap Menganggap lupa semua warna Menganggap semua hanya sebatas frasa Tanpa sisa-sisa rasa bersama Benar memang.. Menjadi hakmu untuk menggaris lupa Meninggalkan burat semu bayang itu Branjak dengan kisah baru menjadi kau.... tanpa noda-noda rindu yang terus menyelimutiku terus menimang aku dalam pulas sbebelum tersadar dari khayalan kuat itu lalu mnenuntunku.... mngambil sudut lain dari kisah   itu.. dan terbangun... menjadi sedia kala kita tanpa rasa...

ada

selamat siang hujan belajar darimu adalah tambahan mengajarkan arti kesiapan terjatuh dalam buih-buih kecil lalu bersatu di sana menghancurkan beribu karang mengkaramkan beribu kapal lalu kembali lagi ke atas belajar darimu dalam keihlasan harus terjatuh..terja tuh...terjatuh lalu disambut euforia anak2 kecil belajar darimu adalah pelajaran sebab aku belajar dari simponi yg kau buat sebab aku belajar tentang arti kebersamaan sebab aku belajar sebuah kerelaan jatuh sakit ditinggalkan lalu brsatu kembali

Terus

terasa sejuk diingatan berdalih, aku damai dengan kenangan tapi ternyata rias itu semakin mengusik ketegangan rasa dibias lalu aku kmbali terhasut rindu meninggalkan tanah yg menyemai sedikit benih kasih pada jelita lalu mengumbar doa mendewasakanya kini aku kmbali ke masa itu sebab tiba aroma rindu sebab jelita benar2 mngikatku walau khayal kita enggan bersatu mski tangan2 kita tak sudi bertemu lalu, apakah salah jika Maha Cinta berkata beda mmbenarkan rasa yg aku punya sedang kita adalah kurcaci-kurcaciNya

Lupa Muka

lilin-lilin kecil berkumpul di selimut hitam mengumbar serapah kecil menadah kasih maha karim melepas kain-kain parasit mengunci penjarah, pengacau ijabah.. Ya Karim... kami malu menuntut janji padahal kami masih enggan mengabdi kami malu ulurkan muka sebab kami pembuat murka kami malu terus memaksa sebab kami pecandu dunia berperan tuli saat ajakan-Mu kmbali brgeming sesederhana angin berbalik arah tanpa rasa bersalah tanpa sesal yg mengawal lalu menghamba kembali bila akal terasa bebal menyanjung2 serapah mulia brcerita mulus barisan pinta brnarasi hebat sehalus kain kasa mengadu sesal mengadu kesal tanpa beban sebab dosa ‪

Kisah senja

Hening mengalir dilautan hitam Diam menjelma beriring nada Merdunya melantun cairkan tawa Entah apa dengan isi jiawa Merpati seolah ingin bersuara Namun sayang.... Belum mampu ia mencari kata Senja pergi hingga kini Angin berkelana ke sudut sisi Kupu rela menjadi ulat kembali Berharap kata berkenan bertukar posisi Sayang.... Bintang dan langit belum merstui Sempitnya rasa disela diri Kata dan nada belum cukup mewakili Walau perang dunia lama terlewati Memang sulit menerka hati Berharap detik menjawan diam merpati