Langsung ke konten utama

Belajar Nahwu : I'rob



I’rob (الآعرب) adalah berubahnya tanda baca pada akhir kalimat/kata bahasa arab yang disebabkan karena berbagai macam ‘amil yang masuk pada kalimat tersebut. Dalam kaidah nahwu, i’rob dibagi menjadi 4. Keempat i’rob itu dapat kita analogikan sebagai berbagai macam ekspresi yang  akan muncul ketika dalam kondisi tertentu. Marah, sedih, senang, ataupun terkejut akan memberi respon yang bermacam-macam tergantung pada apa penyebab keluarnya ekspresi tersebut. Misal ekspresi senang, akan memberi tanda dengan tersenyum, ramah, mata berbinar-binar, atau dengan tertawa. Namun, dari berbagai ekspresi tadi pasti ada ekspresi yang paling pokok. Contohnya senang dengan tersenyum, sedih dengan menangis, marah dengan mengepalkan tangan dan terkejut dengan meneriakkan sesuatu. Begitupun dengan keempat i’rob tadi yaitu rafa’  (رفع)dengan dhomah (ُ), nasab(نصب)  dengan fathah (َ), jer (جر) dengan kasroh (ِ) dan jazem (جزم) dengan sukun (ْ). 
 Selain tanda-tanda inti dari masing-masing i’rob tersebut, setiap i’rob juga memiliki tanda-tanda pengganti (niyabah). Rafa’ dengan, wawu (و), alif (ا) atau nun ( ن). Nasab dengan alif (ا), kasrah (ِ), ya (ي), atau membuang nun (حَذْفُ  ن). Jer dengan ya’(ي) atau alif (ا). Jazem dengan membuang huruf  (آ,و,ي) عِلّةٌ atau membuang
           ن

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ada

selamat siang hujan belajar darimu adalah tambahan mengajarkan arti kesiapan terjatuh dalam buih-buih kecil lalu bersatu di sana menghancurkan beribu karang mengkaramkan beribu kapal lalu kembali lagi ke atas belajar darimu dalam keihlasan harus terjatuh..terja tuh...terjatuh lalu disambut euforia anak2 kecil belajar darimu adalah pelajaran sebab aku belajar dari simponi yg kau buat sebab aku belajar tentang arti kebersamaan sebab aku belajar sebuah kerelaan jatuh sakit ditinggalkan lalu brsatu kembali

Ayo Mondok! : Ikhtiar membangun akhlak mulia

Umat Islam pastilah sudah mengetahui, tujuan atau alasan utama Nabi Muhammmad diutus di dunia ini. Sang uswatun hasanah   memiliki visi yaitu sebagai penyempuna akhlak manusia. Sebagaimana tersebut dalam hadisnya, sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia . Tentu bukan hal mudah untuk mencapai visi tersebut. Sehingga Allah SWT memilih utusan yang benar-benar sudah teruji akan akhlaknya. Allah berfirman “Dan engkaulah (Muhammad) benar-benar akhlak yang agung (Q.S Al Qalam : 4). Berbeda dengan rasul-rasul terdahulu, lingkup visi dari Nabi Muhammad bukan bangsa Arab saja. Karenanya, visi itu masih berlaku hingga sekarang dan mencakup semua bangsa. Kita ketahui, modal yang akan berguna dimana-mana adalah akhlak yang baik.             Ulama sebagai warasatul anbiya’ adalah penggerak estafet dari visi yang diemban oleh Nabi Muhammad. Di Indonesia misalnya, ulama dan kyai nusantara berikhtiar untuk mewuju...

Lupa Muka

lilin-lilin kecil berkumpul di selimut hitam mengumbar serapah kecil menadah kasih maha karim melepas kain-kain parasit mengunci penjarah, pengacau ijabah.. Ya Karim... kami malu menuntut janji padahal kami masih enggan mengabdi kami malu ulurkan muka sebab kami pembuat murka kami malu terus memaksa sebab kami pecandu dunia berperan tuli saat ajakan-Mu kmbali brgeming sesederhana angin berbalik arah tanpa rasa bersalah tanpa sesal yg mengawal lalu menghamba kembali bila akal terasa bebal menyanjung2 serapah mulia brcerita mulus barisan pinta brnarasi hebat sehalus kain kasa mengadu sesal mengadu kesal tanpa beban sebab dosa ‪